SINERGI Edisi Maret 2015
Judul : ASET DAERAH KITA
Tanggal: 03-03-2015
Kategori: SINERGI 2015
SINERGI Edisi Maret 2015
Judul : ASET DAERAH KITA
Pembaca budiman…
Tanpa terasa tiga bulan sudah hari-hari di tahun 215 berjalan tanpa kompromi. Hari-hari itu seolah berjalan menggilas siapa saja yang terlena. Seperti pedang yang tajam, waktu akan memenggal siapa saja yang terlena. Seperti silet, waktu akan memotong nadi kehidupan kita tanpa rasa kasihan, sehingga bagi mereka yang lalai, tanpa sadar dirinya sudah berada di ujung kehidupan.
Edisi Sinergi di bulan ketiga 2015 ini, memfokuskan kajian utamanya pada persoalan aset Pemko Tebing Tinggi yang selama ini cenderung menjadi pembicaraan tanpa ujung. Telah mencapai empat tahun Ranperda soal pengelolaan aset Pemko Tebing Tinggi terpendam di DPRD, tanpa ada niat untuk membahasnya. Parahnya, keengganan untuk membahas Ranperda itu didasari oleh asumsi politik yang salah dari DPRD sendiri. Ranperda itu tidak dibahas, karena diasumsikan, menjadi upaya Pemko Tebing Tinggi menghapus sejumlah aset yang ada selama ini.
Selain itu, tidak dibahas dan disahkannya Ranperda aset itu, menjadikan persoalan aset tumbuh seperti duri dalam daging Pemko Tebing Tinggi. Hal itu terbukti, ketika 2011, Pemko Tebing Tinggi harus menerima catatan disclaimer dari BPK RI, karena ketidak jelasan pengelolaan aset dimaksud. Lebih parah dari itu, cacat yang tak disengaja itu pun kemudian, diarahkan menjadi senjata bagi public untuk melakukan tekanan terhadap kinerja Pemko Tebing Tinggi. Hingga kini, dugaaan yang dilansir sebuah LSM Jakarta bahwa Tebing Tinggi kota terkorup, menjadi ingatan public yang susah untuk dihilangkan. Padahal, dugaan itu terjadi karena kesalahan yang sebenarnya tak ada kaitannya dengan moral para birokrat kota ini. Kami pun mengajukan sejumlah tulisan dalam upaya memahami apa dan bagaimana aset itu sebenarnya, kemudian bagaimana pengelolaannya dan apa pula dasar hukumnya.
Pembaca sekalian…
Selain itu, dalam edisi ini sejumlah rubric juga ami tampilkan meski dengan ritme kerja yang terkesan tergesa-gesa. Ada rubric pendidikan, ada pula rubric kesehatan, tak lupa pula rubric lingkungan hidup, wanita, hukum, parlementaria, agama maupun sosial.
Untuk rubric pendidikan, ada cerita tentang upaya SMAN 2 membangun masjid megah di komplek sekolah mereka. Upaya itu dilakukan dengan gotong royong sebagai wujud kepedulian warga sekolah meningkatkn semangat spiritualitas. Pada rubric ekonomi, kami masih emfokuskan mata pada persoalan mendasar masyarakat kecil, yakni gas 3kg yang terus saja bergejolak dalam penyediaannya di tengah masyarakat kecil. Permainan gas itu, telah meningkatkan ketidak percayaan masyarakat atas pengelolaan negeri ini.
Persoalan gas 3kg ini dihubungkan dengan kian beratnya tanggung jawab wanita terhadap kehidupan rumah tangga mereka, setelah berbagai bahan pokok naik, akibat fluktuasi dunia. Begitu pula di halaman parlementaria, terjadi proses sulit dalam penempatan pedagang kaki 5 di berbagai lokasi inti kota. Sejak lama,memang persoalan pedagang kaki 5 menjadi pembahasan di kalangan legislative, karena banyak tarik menarik dalam berbagai kepentingan antara satu dengan lainnya. DPRD memang memfokuskan pembahasan dalam masalah pedagang ini, karena persoalannya memang sudah berlarut-larut.
Selain itu, pada rubrik lain, kami juga menyuguhkan sejumlah rubrik yang kami nilai penting, misalnya dalam rubrik hukum yang membahas komitmen Koramil 13 dalam rangka pelestarian Balai Kerapatan Kerajaan Negeri Padang yang kini menjadi markas mereka. Koramil 13 berjanji akan terus melestarikan bangunan itu, karena bangunan itu merupakan identitas kota Tebing Tinggi yang masih tersisa hingga kini.
Akhirnya, dari meja redaksi kami yang menjadi pelaksana dalam kegiatan penerbitan majalah ini berharap apa yang kami lakukan akan mendapat apresiasi positif dari pembaca sekalian. Lebih kurang kami mohon maaf dan mengucapkan selamat menikmati suguhan kami ini. Wassalam. @